Profesor Stella Christie, guru besar Tsinghua University dipanggil Presiden Prabowo Subianto.
Stella Christie diketahui merupakan lulusan Harvard Amerika. Meski namanya belum familiar di Indonesia, Stella Christie adalah Profesor bidang Kecerdasan Buatan (AI) yang terkenal di dunia.
Stella Christie sejak tamat SMA, kuliah di Harvard University Amerika Serikat. Lalu S2 dan S3 di Northwestern University. Sosok Stella Christie langsung menjadi sorotan usai dipanggil Prabowo Subianto ke rumahnya, Selasa (15/10/2024) sore.
Stella tak lama di rumah Presiden terpilih, Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan itu.
Jika merujuk pada latar belakang pendidikannya, Stella diprediksi akan menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Wamenristek).
Profil Stella Christie
Stella Christie merupakan perempuan kelahiran Medan, 11 Januari 1979 atau saat ini berusia 45 tahun.
Berdasarkan pengakuannya setelah bertemu Prabowo, Stella mengaku saat ini merupakan profesor dan guru besar di Tsinghua University di ibu kota Tiongkok, Beijing.
Stella merupakan lulusan Fakultas Psikologi di Harvard University pada tahun 1999-2004. Adapun konsentrasi studi dari Stella adalah Mind, Brain, and Behavior (MBB).
Dikutip dari sciencedirect.com, konsentrasi studi itu berfokus mempelajari perilaku, proses mental, dan fisiologi yang terjadi di otak.
“Gelar S2 dan S3 di Northwestern University,” ujar Stella.
Apabila merujuk pada akun LinkedIn miliknya, pendidikan master dan doktoral Stella mengambil konsentrasi psikologi kognitif.
Selain itu, Stella juga mengaku menjadi guru besar di Swarthmore University, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Lebih lanjut, dia menjelaskan fokus ilmu yang ditekuninya terkait ilmu kognitif dan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence.
“Ilmu saya terkait interdisciplinary,” jelasnya.
Masih berdasarkan akun LinkedIn miliknya, Stella juga menguasai beberapa bahasa seperti Indonesia, Inggris, Polandia, dan Spanyol.
Lalu, dikutip dari laman Tsinghua University, dia juga pernah menjadi pembicara di beberapa kementerian.
Contohnya pada tahun 2020, Stella pernah menjadi pembicara di dua acara Kemendikbudristek.
Adapun acara pertama bertajuk ‘Creating Ecosystem for Creativity in Higher Education’ pada 12 September 2020.
Selain itu, Stella juga pernah menuliskan kata pengantar untuk buku terbitan Kemendikbudristek berjudul “Kumpulan Esai tentang Memupuk Kreativitas di Indonesia” pada 12 Desember 2020.
Kemudian, Stella juga sempat menjadi pembicara pada acara di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bertajuk “Mengapa Kita Bekerja?” pada 15 September 2021.
Tak cuma itu, Stella juga sudah menerbitkan 21 jurnal internasional serta dua buku pada tahun 2022 lalu.
Dikutip dari laman kampus Tsinghua UUniversity, berikut sejumlah publikasi Stella Chistie.
Christie, S. (2017). Pemetaan struktur untuk pembelajaran sosial. Topik dalam Ilmu Kognitif, 9, 758-775.
– Christie, S., Gentner, D., Call, J., & Haun, D. (2016). Kepekaan terhadap kesamaan relasional dan kesamaan objek pada kera dan anak-anak. Current Biology, 26(4), 531-535.
– Noyes, A. & Christie, S. (2016). Anak-anak lebih menyukai sampel yang beragam untuk penalaran induktif dalam ranah sosial. Perkembangan Anak, 87(4), 1090-1098.
– Christie, S. & Gentner, D. (2014). Bahasa membantu anak-anak berhasil dalam tugas analogi klasik. Cognitive Science, 38(2), 383-397.
– Christie, S. & Gentner, D. (2010). Asal hipotesis: Mempelajari hubungan baru melalui penyelarasan struktural. Jurnal Kognisi dan Pengembangan, 11(3), 356-373. Penghargaan Pilihan Editor 2010 untuk Artikel Terbaik. (win)