Louis Vuitton lahir pada tahun 1821 di desa kecil bernama Anchay, Prancis, di mana ia tumbuh tanpa pendidikan formal dan dalam situasi ekonomi yang sangat sulit.
Keluarganya berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan pada usia sepuluh tahun, ibunya meninggal, meninggalkannya dalam keadaan lebih parah.
Setelah ibunya wafat, ayahnya menikah lagi dengan wanita yang memperburuk keadaan rumah tangga, memaksa Luis untuk melarikan diri ke Paris pada usia 13 tahun.
Dalam perjalanan, ia mengalami kesulitan dan tidur di hutan, melakukan pekerjaan sambilan untuk bertahan hidup.
Dalam waktu tiga tahun, ia akhirnya sampai di Paris, di mana ia mendapatkan pekerjaan sebagai pekerja magang di sebuah bengkel pembuatan kotak. Di sana, ia belajar kerajinan dan bertemu dengan kalangan atas yang membantunya membangun dasar bisnisnya di kemudian hari.
Kenaikan Karir dan Inovasi Produk
Desain koper baru ini menandai dimulainya era koper modern.
Setelah beberapa tahun bekerja di bengkel, Luis mendapat pengakuan dari Permaisuri Prancis, yang menjadikannya pembuat kotak pribadi. Pengalaman ini memicu keinginannya untuk memulai bisnis sendiri.
Ia membuka bengkel pembuatan kotaknya, di mana ia memperkenalkan inovasi dalam desain koper, menggunakan kanvas yang lebih ringan dan tahan air, serta menciptakan koper dengan bagian atas datar sehingga lebih efisien dan mudah ditumpuk.
Koper baru ini menjadi sangat populer di kalangan elit, dan permintaannya terus meningkat. Luis meluncurkan katalog yang memungkinkan pelanggan untuk memilih dan memesan produk, menjadikannya aksesoris bergengsi di kalangan orang kaya.
Kebangkitan Setelah Perang Prancis-Prusia
Alih-alih menyerah, Luis memutuskan untuk menggunakan tabungannya untuk membangun kembali bisnisnya.
Ketika Perang Prancis-Prusia pecah, Luis kehilangan segalanya. Setelah perang, ia kembali mendapati tokonya hancur dan peralatannya dicuri. Namun, ia tidak menyerah.
Dengan memanfaatkan kesempatan di pasar yang kosong akibat perang, Luis membuka lokasi baru di dekat stasiun kereta api yang memudahkan wisatawan untuk menemukan produknya.
Pada tahun 1872, ia meluncurkan desain koper baru yang menjadi sangat populer dan terus mempertahankan kualitas tinggi, meskipun banyak merek lain mencoba menirunya.
Warisan dan Perkembangan Merek
Georges Vuitton meluncurkan monogram LV yang kini menjadi ikon merek.
Setelah meninggalnya Louis Vuitton, putranya, Georges, mengambil alih bisnis dan melebarkan sayapnya secara global, termasuk membuka toko di London.
Di bawah kepemimpinannya, merek ini mulai memproduksi lebih banyak tas tangan dan mendefinisikan ulang industri tas.
Georges juga meluncurkan monogram LV pada tahun 1896 untuk melindungi produk dari peniruan dan memperkenalkan sistem penguncian baru untuk koper yang memberikan keamanan lebih.
Perusahaan terus berkembang, bahkan saat menghadapi tantangan selama Perang Dunia Kedua, menunjukkan daya tahan dan inovasi yang menjadi ciri khas merek Louis Vuitton.
Perubahan Kepemimpinan di Louis Vuitton
Henry berhasil membawa merek tersebut ke tingkat yang benar-benar baru.
Kepemimpinan di Louis Vuitton berpindah saat Henry mengambil alih pengelolaan merek dari menantunya Gaston setelah kematiannya. Berbeda dengan pendahulunya, Henry memiliki banyak pengalaman dalam dunia bisnis yang membantunya mengembangkan merek tersebut.
Henry membuat perubahan besar dengan mengalihkan model bisnis dari grosir ke eceran pada tahun 1978 dan mulai memperluas pasar ke negara-negara lain, termasuk Jepang, dalam enam tahun ke depan.
Hal ini jelas terlihat dari lonjakan penjualan Louis Vuitton dari 20 juta dolar menjadi 260 juta dolar pada tahun 1984.
Penggabungan dan Krisis di Louis Vuitton
Bernard diam-diam membeli 43% saham Louis Vuitton dan mendapatkan dukungan dari keluarga M.
Pada tahun 1984, Henry mengubah Louis Vuitton menjadi perusahaan publik, yang mempengaruhi struktur kepemilikan perusahaan. Namun, setelah penggabungan dengan Moët Hennessy, konflik terjadi antara Henry dan Bernard Arnault, yang awalnya diundang untuk membantu tetapi malah mengakuisisi sebagian besar saham.
Konflik ini berujung pada Henry yang meninggalkan perusahaan setelah lebih dari 100 tahun keluarga Vuitton terlibat, dan menyebabkan penurunan penjualan serta perhatian media yang buruk bagi merek tersebut.
Kebangkitan dan Inovasi di Louis Vuitton
Dengan berbagai kolaborasi, Louis Vuitton mulai bangkit kembali.
Meskipun dihadapkan pada tantangan, seperti kebangkrutan yang sempat mengancam dan mayoritas saham dipegang oleh Bernard Arnault, merek tersebut mulai pulih berkat kolaborasi dengan desainer terkenal saat perayaan ulang tahun ke-100 mereka, termasuk Vivienne Westwood dan Isaac Mizrahi.
Peluncuran produk baru dan desain yang inovatif memikat balik pelanggan, dan menarik permintaan yang besar untuk produk-produk Louis Vuitton.
Strategi Hukum dan Kolaborasi
Louis Vuitton memiliki tim pengacara yang sangat aktif dalam mencari pelanggaran hak cipta.
Merek ini dikenal dengan upayanya yang gigih dalam melindungi hak cipta mereka, seperti menggugat Google atas produk palsu meskipun kalah.
Penanganan serius ini mencerminkan komitmen mereka dalam mempertahankan reputasi merek yang sudah dibangun.
Selain itu, kolaborasi dengan merek streetwear seperti Supreme membuka akses ke demografi yang lebih luas, dengan sukses yang memberikan keuntungan finansial berarti.
Teknik Pemasaran Modern dan Nilai Merek
Louis Vuitton merupakan merek fashion nomor 1 di dunia dengan nilai merek sebesar 39 miliar dolar.
Kini, dengan lebih dari 400 toko di seluruh dunia, Louis Vuitton berjalan di jalur yang berhasil menjadikannya simbol status dan prestise.
Menyesuaikan diri dengan tren modern serta menargetkan audiens yang lebih muda menjadi kunci kesuksesannya. Meskipun menghadap berbagai tantangan, merek ini terus memperluas pengaruh dan popularitasnya secara global. (fir)