Intel akan mengurangi jumlah karyawannya menjadi 75.000 karyawan inti pada akhir 2025, melalui PHK massal sekitar 24.000 karyawan.

Pengumuman ini disampaikan CEO Lip-Bu Tan bersamaan dengan laporan keuangan kuartal kedua 2025, yang juga mencakup pembatalan sejumlah proyek di berbagai negara sebagai bagian dari strategi efisiensi perusahaan.

Dalam konferensi pendapatannya, CEO Intel Lip-Bu Tan mengkritik strategi investasi perusahaan sebelumnya, yang menurutnya terlalu fokus pada pembangunan pabrik tanpa jaminan permintaan pasar yang cukup.

“Saya tidak menganut keyakinan bahwa jika Anda membangunnya mereka (konsumen) akan datang. Di bawah kepemimpinan saya, kita akan membangun apa yang dibutuhkan pelanggan saat mereka membutuhkannya, dan memperoleh kepercayaan mereka,” ungkap Tan.

Akibat perubahan strategi, Intel membatalkan beberapa proyek internasional, termasuk rencana pembangunan pabrik chip di Jerman dan Polandia yang akan mempekerjakan 5.000 orang (3.000 di pabrik chip dan 2.000 di fasilitas perakitan dan pengujian).

Proyek ini sebelumnya sempat ditunda pada tahun 2024. Selain itu, operasi Intel di Kosta Rika (lebih dari 3.400 karyawan) akan digabung dengan fasilitas yang lebih besar di Vietnam.

Meski demikian, juru bicara Intel, Sophie Metzger, menjelaskan bahwa lebih dari 2.000 karyawan di Kosta Rika akan tetap bekerja di divisi teknik dan korporat.

Langkah-langkah efisiensi yang diambil Intel di bawah kepemimpinan Tan mencerminkan upaya besar untuk mengatasi masalah keuangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, termasuk penutupan bisnis chip otomotif dan PHK hingga 20% karyawan pabrik chip pada akhir Juni 2025. (win)